Subhanallah Inilah Kisah Kehebatan Shalat Tahajjud
Subhanallah Inilah Kisah Kehebatan Shalat Tahajjud. Bismillahir-Rahmaanir Rahim Petang menjelang maghrib beberapa hari lalu , istriku terlihat resah. Beberapa kali mundar-mandir dari dapur ke ruang tamu. Raut wajahnya tampak kalut. Karena keheranan saya pun bertanya kepadanya. “Ada apa umi. Dari tadi kelihatan bingung?”.
“Anu , Abi. Beras di dapur sudah habis. Bingung besok tidak ada yang hendak dimasak ,” jawabnya sambil menunjukkan karung beras yang sudah kosong melompong. Kekhawatiran istriku bisa dimaklumi. Pasalnya , jikalau besok tidak ada beras yang dimasak , maka tiga belas anak yayasan yang kami latih terancam bakal tidak makan. Itu berarti , mereka akan berangkat sekolah dengan perut kosong.
“Umi tenang saja , ya. Meski beras sudah tidak ada , tapi kita masih punya satu malam untuk shalat tahajud dan meminta kepada Tuhan ,” kataku menenangkan dengan penuh kenyakinan. “Iya abi , umi yakin. Semoga saja Tuhan yang Maha Pemberi rezeki berkenan membantu kita ,” harapnya meski kekalutan masih tergambar di wajahnya. Malam harinya , pukul 2.30 pagi saya dan isteri bangun. Sekitar sepuluh menit berwudhu dan memakai pakaian shalat.
Setelah itu membangunkan belum sampaumur yang sedang tidur nyenyak. Cukup sulit juga membuat mata mereka kuyu. Meski sudah dipukul pelahan dengan sajadah dan kata-kata “Shalatul lail” berulang kali , tetap saja mereka tidak bangun-bangun.
Parahnya lagi , bila ada yang sudah bangun , tak jarang tidur lagi. Cukup lama memang semoga mau membuka mata mereka berat dan langsung mengambil air wudhu. Mungkin alasannya yaitu masih kecil-kecil jadi sulit dibangunkan. Tapi , setelah sekitar 15 menit dan beberapa kali dibangunkan , jadinya mereka pun semua bangun.
Sementara menunggu mereka bersiap-siap , saya dan istri shalat lebih dulu. Biasanya , mereka akan menyusul shalat. Dalam suasana syahdu di sepertiga malam itu saya pun berdoa dan memohon kepada Tuhan SWT. Kedua tangan kutengadahkan ke langit. Istri dan belum sampaumur mengamini meski dengan mata kuyu menahan kantuk.
“Ya Tuhan , Engkau Maha Kaya. Berilah rezeki yang halal dan berkah untuk kami ya Allah. Kami tidak memiliki apa-apa kecuali dari-Mu. Jika ia ada di langit , turunkanlah , jikalau di bumi keluarkanlah , jikalau kotor sucikanlah. Terdengar suara amin para murid. Air mataku meleleh.
Subhanallah. Pagi sekitar pukul 10.00 tiba-tiba datang seseorang perempuan membawa empat karung beras. Entah tahu dari mana , tapi kata perempuan itu ia sengaja mencari yayasan di daerah itu , Sidoarjo , Jawa Timur. Yayasan kecil kami terletak jauh di dalam gang. Tak banyak orang tahu. Selain itu , di sekitar juga banyak yayasan lain jauh lebih besar dan terkenal.
Saya yakin , ia dikirim oleh Allah. Dan saya yakin , itu jawaban atas doa belum sampaumur yayasan semalam. “Subhanallah , ternyata betul ya Abi. Tuhan pagi ini buktikan janji-Nya ,” kata istri setelah mengantar dermawan itu pulang.
Sejak itu , saya dan istri makin yakin kekuatan shalat malam. Shalat malam bisa menjadi senjata untuk mengundang pertolongan Tuhan setiap ketika dan dalam kondisi apapun. Sejak ketika itu pula , saya , istri dan seluruh penghuni yayasan melakukan shalat tahajud tiap malam. Dan ternyata , sampai kini Tuhan selalu mencukupi keperluan kami. Kami tidak pernah kelaparan. Pertolongan ibarat itu juga sering kami alami.
Pernah suatu ketika , tiba-tiba seseorang datang jauh-jauh dari Malang. Kata lelaki yang memiliki salon itu , ia bermimpi disuruh untuk menyampaikan sedekah ke sebuah yayasan di daerah tersebut. Ciri-ciri yayasan itu , katanya kecil dan ustadz pemangkunya berbadan kurus. Maka , dicarilah yayasan yang dimaksud dalam mimpinya itu. Tapi , sudah dicari-cari tak jua ketemu. Ketika menemui yayasan kami , yakinlah orang tersebut jikalau yayasan itu yang ada dalam mimpinya. “Iya , ini pesantrennya yang ada dalam mimpi saya ,” katanya. Meski berkali-kali saya pertanyakan jangan-jangan bukan yayasan ini yang dimaksud , tapi ia tetap yakin. Ia pun memberi uang Rp 2 juta rupiah.Tidak hanya itu. Pernah juga ada kejadian serupa. Ceritanya , ada seseorang nyasar yang ingin memberi bantuan. Ia sebetulnya ingin memberi sedekah ke yayasan lain. Tapi , entah kenapa , ia justru datang ke yayasan kami. Saya pun menjelaskan jikalau yayasan ini bukan yang ia maksud dan memintanya semoga menyalurkan sedekahnya ke yayasan semula.Tapi , meski sudah berkali-kali dibujuk , ia tetap saja bersikukuh.
“Sudah , sedekah ini saya berikan untuk yayasan ini saja ,” paparnya. Karena tak bisa menolak , sedekahnya pun kami terima. Dalam hati saya berucap dengan sedikit bergurau: “Ternyata , malaikat pinter juga ya mengalihkan orang berbuat baik.”
Saya sendiri sudah beberapa tahun menjadi pengasuh di yayasan Islam di Sidoarjo milik salah satu ormas Islam. Yayasan itu belum terlalu besar. Gedungnya saja masih milik orang lain , hanya disuruh menempati saja. Ada tiga belas anak yang masih sekolah , dari bangku SD sampai SMA. Mereka dari berbagai daerah , ada dari Sidoarjo sendiri , Balikpapan , Madura , Semarang , Surabaya , dan deerah lainnya.
Seperti yayasan pada umumnya , pembiayaan gratis dan berasal dari umat Islam. Tapi , kendati demikian , saya tak pernah khawatir Tuhan telantarkan kami. Karena itu , semoga Tuhan tak pernah sepi menolong , maka tiap malam kami harus sering meminta dan menagih janji-Nya.
.. Ingatkan untuk diri ini dan kawan-kawan , mohon lah pertolongan Tuhan dengan sholat tahajjud , .. insya Tuhan dikabulkan cepat .. Jika belum sampai pertolongan jangan putus asa sebaliknya teruskan sehingga berjaya .. Kalau dapat jadikan tahajjud amalan harian walaupun 2 rakaat saja .. insya Tuhan berjaya dunia akhirat.
Subhanallah Semoga Bermanfaat.
Sumber
Hidayatullah.com
Sumber https://cintasunnahku.blogspot.com
“Anu , Abi. Beras di dapur sudah habis. Bingung besok tidak ada yang hendak dimasak ,” jawabnya sambil menunjukkan karung beras yang sudah kosong melompong. Kekhawatiran istriku bisa dimaklumi. Pasalnya , jikalau besok tidak ada beras yang dimasak , maka tiga belas anak yayasan yang kami latih terancam bakal tidak makan. Itu berarti , mereka akan berangkat sekolah dengan perut kosong.
“Umi tenang saja , ya. Meski beras sudah tidak ada , tapi kita masih punya satu malam untuk shalat tahajud dan meminta kepada Tuhan ,” kataku menenangkan dengan penuh kenyakinan. “Iya abi , umi yakin. Semoga saja Tuhan yang Maha Pemberi rezeki berkenan membantu kita ,” harapnya meski kekalutan masih tergambar di wajahnya. Malam harinya , pukul 2.30 pagi saya dan isteri bangun. Sekitar sepuluh menit berwudhu dan memakai pakaian shalat.
Setelah itu membangunkan belum sampaumur yang sedang tidur nyenyak. Cukup sulit juga membuat mata mereka kuyu. Meski sudah dipukul pelahan dengan sajadah dan kata-kata “Shalatul lail” berulang kali , tetap saja mereka tidak bangun-bangun.
Parahnya lagi , bila ada yang sudah bangun , tak jarang tidur lagi. Cukup lama memang semoga mau membuka mata mereka berat dan langsung mengambil air wudhu. Mungkin alasannya yaitu masih kecil-kecil jadi sulit dibangunkan. Tapi , setelah sekitar 15 menit dan beberapa kali dibangunkan , jadinya mereka pun semua bangun.
Sementara menunggu mereka bersiap-siap , saya dan istri shalat lebih dulu. Biasanya , mereka akan menyusul shalat. Dalam suasana syahdu di sepertiga malam itu saya pun berdoa dan memohon kepada Tuhan SWT. Kedua tangan kutengadahkan ke langit. Istri dan belum sampaumur mengamini meski dengan mata kuyu menahan kantuk.
“Ya Tuhan , Engkau Maha Kaya. Berilah rezeki yang halal dan berkah untuk kami ya Allah. Kami tidak memiliki apa-apa kecuali dari-Mu. Jika ia ada di langit , turunkanlah , jikalau di bumi keluarkanlah , jikalau kotor sucikanlah. Terdengar suara amin para murid. Air mataku meleleh.
Subhanallah. Pagi sekitar pukul 10.00 tiba-tiba datang seseorang perempuan membawa empat karung beras. Entah tahu dari mana , tapi kata perempuan itu ia sengaja mencari yayasan di daerah itu , Sidoarjo , Jawa Timur. Yayasan kecil kami terletak jauh di dalam gang. Tak banyak orang tahu. Selain itu , di sekitar juga banyak yayasan lain jauh lebih besar dan terkenal.
Saya yakin , ia dikirim oleh Allah. Dan saya yakin , itu jawaban atas doa belum sampaumur yayasan semalam. “Subhanallah , ternyata betul ya Abi. Tuhan pagi ini buktikan janji-Nya ,” kata istri setelah mengantar dermawan itu pulang.
Sejak itu , saya dan istri makin yakin kekuatan shalat malam. Shalat malam bisa menjadi senjata untuk mengundang pertolongan Tuhan setiap ketika dan dalam kondisi apapun. Sejak ketika itu pula , saya , istri dan seluruh penghuni yayasan melakukan shalat tahajud tiap malam. Dan ternyata , sampai kini Tuhan selalu mencukupi keperluan kami. Kami tidak pernah kelaparan. Pertolongan ibarat itu juga sering kami alami.
Pernah suatu ketika , tiba-tiba seseorang datang jauh-jauh dari Malang. Kata lelaki yang memiliki salon itu , ia bermimpi disuruh untuk menyampaikan sedekah ke sebuah yayasan di daerah tersebut. Ciri-ciri yayasan itu , katanya kecil dan ustadz pemangkunya berbadan kurus. Maka , dicarilah yayasan yang dimaksud dalam mimpinya itu. Tapi , sudah dicari-cari tak jua ketemu. Ketika menemui yayasan kami , yakinlah orang tersebut jikalau yayasan itu yang ada dalam mimpinya. “Iya , ini pesantrennya yang ada dalam mimpi saya ,” katanya. Meski berkali-kali saya pertanyakan jangan-jangan bukan yayasan ini yang dimaksud , tapi ia tetap yakin. Ia pun memberi uang Rp 2 juta rupiah.Tidak hanya itu. Pernah juga ada kejadian serupa. Ceritanya , ada seseorang nyasar yang ingin memberi bantuan. Ia sebetulnya ingin memberi sedekah ke yayasan lain. Tapi , entah kenapa , ia justru datang ke yayasan kami. Saya pun menjelaskan jikalau yayasan ini bukan yang ia maksud dan memintanya semoga menyalurkan sedekahnya ke yayasan semula.Tapi , meski sudah berkali-kali dibujuk , ia tetap saja bersikukuh.
“Sudah , sedekah ini saya berikan untuk yayasan ini saja ,” paparnya. Karena tak bisa menolak , sedekahnya pun kami terima. Dalam hati saya berucap dengan sedikit bergurau: “Ternyata , malaikat pinter juga ya mengalihkan orang berbuat baik.”
Saya sendiri sudah beberapa tahun menjadi pengasuh di yayasan Islam di Sidoarjo milik salah satu ormas Islam. Yayasan itu belum terlalu besar. Gedungnya saja masih milik orang lain , hanya disuruh menempati saja. Ada tiga belas anak yang masih sekolah , dari bangku SD sampai SMA. Mereka dari berbagai daerah , ada dari Sidoarjo sendiri , Balikpapan , Madura , Semarang , Surabaya , dan deerah lainnya.
Seperti yayasan pada umumnya , pembiayaan gratis dan berasal dari umat Islam. Tapi , kendati demikian , saya tak pernah khawatir Tuhan telantarkan kami. Karena itu , semoga Tuhan tak pernah sepi menolong , maka tiap malam kami harus sering meminta dan menagih janji-Nya.
.. Ingatkan untuk diri ini dan kawan-kawan , mohon lah pertolongan Tuhan dengan sholat tahajjud , .. insya Tuhan dikabulkan cepat .. Jika belum sampai pertolongan jangan putus asa sebaliknya teruskan sehingga berjaya .. Kalau dapat jadikan tahajjud amalan harian walaupun 2 rakaat saja .. insya Tuhan berjaya dunia akhirat.
Subhanallah Semoga Bermanfaat.
Sumber
Hidayatullah.com
Komentar
Posting Komentar