Inilah Status Puasa Ketika Dalam Perjalanan Keluar Negeri Selama Berjam-Jam
Inilah Status Puasa Ketika Dalam Perjalanan Keluar Negeri Selama Berjam-Jam. Pada Ramadhan kali ini , saya mendapat tugas dari kantor untuk training selama 2 minggu ke sebuah negara Eropa. Menurut acara yang ada keberangkatan saya (menggunakan pesawat terbang) pada hari Senin , pukul 20:00 WIB (GMT+7) dan sampai di Eropa hari Selasa pukul 06:00 waktu setempat (GMT+1).
Kepulangan saya berangkat dari Eropa hari Kamis pukul 22:00 waktu setempat (GMT+1) dan sampai di Jakarta hari Jum'at pukul 19:30 WIB(GMT+7). Walaupun ada keringanan untuk tidak berpuasa selama dalam perjalanan , tapi saya berniat untuk tetap berpuasa.
Yang Jadi Pertanyaan adalah:
Anda boleh makan sahur selama anda belum mengalami masuknya waktu shubuh. Boleh anda perkirakan atau malah sebaiknya anda tanyakan kepada awak pesawat , di mana dan kapan kira-kira anda akan memasuki waktu shubuh.
Maka patokannya bukan acara shubuh di negeri tujuan , juga bukan negeri asal , tetapi negeri di mana pada dikala itu anda berada. Boleh jadi anda masih ada di atas Laut Merah atau Laut Mediterania , pada dikala masuk waktu shalat shubuh.
Begitu anda sampai di negara tujuan , berbuka puasalah sesuai dengan acara puasa negeri setempat. Sangat dimungkin dengan adanya perjalanan ini , masa berpuasa anda akan semakin singkat atau semakin panjang. Meski pun lamanya terbang anda relatif sama , antara pergi dan pulangnya. Tetapi alasannya yaitu yaitu acara puasa di tiap negara berbeda-beda , maka masa puasa anda sendiri otomatis ikut berbeda.
Tetapi yang selalu harus anda perhatikan , mulailah berpuasa sesuai dengan acara puasa di mana anda berada dan berbukalah sesuai dengan acara buka puasa di mana anda berada.
Sumber
eramuslim.com Disusun Oleh Syaifullah Utan
Kepulangan saya berangkat dari Eropa hari Kamis pukul 22:00 waktu setempat (GMT+1) dan sampai di Jakarta hari Jum'at pukul 19:30 WIB(GMT+7). Walaupun ada keringanan untuk tidak berpuasa selama dalam perjalanan , tapi saya berniat untuk tetap berpuasa.
Yang Jadi Pertanyaan adalah:
- Dalam keberangkatan ke Eropa , apakah dikala sampai di sana saya bisa meneruskan berpuasa dengan sebelumnya sahur di pesawat dengan mengikuti waktu Eropa (GMT+1)?
- Apakah dalam kepulangan dari Eropa , saya sahur dahulu sebelum berangkat , kemudian selama di pesawat saya berpuasa dan dikala sampai di Jakarta (GMT+7) saya berbuka bisa dianggap sebagai puasa pada hari Jum'at di Jakarta?
- Perlukah saya mengganti puasa di bulan Syawal untuk pertanyaan no. 1 dan no. 2 walaupun saya sudah berusaha berpuasa (khawatir dengan kesempurnaan)? Atau cukupkah dengan berpuasa 6 hari di bulan Syawal bisa menyempurnakan puasa saya selama perjalanan pergi dan pulang tersebut?
Jawaban
Yang dijadikan contoh dalam menentukan acara berpuasa yaitu keadaan alam yang disaksikan oleh pelaku. Maksudnya , waktu Shubuh dan waktu Maghrib yang berlaku pada diri seseorang yaitu yang secara real dialaminya. Bukan berdasarkan acara puasa pada kawasan asal atau kawasan tujuan , sementara dirinya tidak ada di kawasan itu.Anda boleh makan sahur selama anda belum mengalami masuknya waktu shubuh. Boleh anda perkirakan atau malah sebaiknya anda tanyakan kepada awak pesawat , di mana dan kapan kira-kira anda akan memasuki waktu shubuh.
Maka patokannya bukan acara shubuh di negeri tujuan , juga bukan negeri asal , tetapi negeri di mana pada dikala itu anda berada. Boleh jadi anda masih ada di atas Laut Merah atau Laut Mediterania , pada dikala masuk waktu shalat shubuh.
Begitu anda sampai di negara tujuan , berbuka puasalah sesuai dengan acara puasa negeri setempat. Sangat dimungkin dengan adanya perjalanan ini , masa berpuasa anda akan semakin singkat atau semakin panjang. Meski pun lamanya terbang anda relatif sama , antara pergi dan pulangnya. Tetapi alasannya yaitu yaitu acara puasa di tiap negara berbeda-beda , maka masa puasa anda sendiri otomatis ikut berbeda.
Tetapi yang selalu harus anda perhatikan , mulailah berpuasa sesuai dengan acara puasa di mana anda berada dan berbukalah sesuai dengan acara buka puasa di mana anda berada.
Sumber
eramuslim.com Disusun Oleh Syaifullah Utan
Sumber https://cintasunnahku.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar